Menulis dan Menentukan Tema, Judul, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori dalam Penulisan Karya Ilmiah
Posted by Label: Tugaz Poer1) Tema yang di pilih adalah Perubahan Sosial Budaya.
2) Judul : Perubahan Pola Gaya Hidup Konsumsi Pada Remaja Puteri
(Kasus Konsumen Remaja Puteri di Swalayan di Temanggung).
3) Tinjauan Pustaka :
Sumber :
Hasibuan, Elfina Putri Nanda.2009. Hubungan Antara Gaya Hidup Brand Minded dengan Kecenderungan Perilaku
Konumtif Pada Remaja Putri. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Konumtif Pada Remaja Putri. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Wagner, 2009. Gaya Hidup ‘’Shopping Mall’’ sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif Pada Remaja di Perkotaan; Kasus Konsumen Remaja di Tiga One Stop Shopping Mall di Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menghasilkan adanya hubungan positif antara brand minded dengan kecenderungan konsumtif remaja puteri, ketika semakin tinggi gaya hidup brand minded maka semakin tinggi pula pola perilaku konsumtif. Sebaliknya semakin rendah gaya hidup brand minded maka semakin rendah pula pola perilaku konsumtif. Dari penelitian kebanyakan menunjukkan bahwa kalangan remaja putrid memperhatiakan penampilan mereka. Mereka masing-masing ingin menonjolkan identitas mereka dalam linkungan sosial. Mereka akan terus mengikuti mode-mode terutama merk yang berkualitas dan eksklusif sehingga mendorong mereka untuk lebih konsumtif.
Remaja dijadikan target di beberapa pemasaran industry, karena kondisi remaja yang masih stabil yang cenderung dan mudah dipengaruhisehimgga mendorong berbagai gejala konsumsi yang tidak wajar misalnya membeli barang yang tidak dibutuhkan (Zebua dan Nurdjayadi, dalam Ariyani, 2006). Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2009),” Hubungan Antara Gaya Hidup Brand Minded dengan Kecenderungan Perilaku Konumtif Pada Remaja Putri” bahwa dalam gaya hidup brand minded memiliki dimensi dapat digunakan dalam mengukur gaya hidup konsumen atau disebut psikografik (Hawkins, 2007) yaitu adamya aktivitas, minat, opini, nilai dan demografi ini juga digunakan dalam penelitian dari Wagner (2009)." Gaya Hidup ‘’Shopping Mall’’ sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif Pada Remaja di Perkotaan; Kasus Konsumen Remaja di Tiga One Stop Shopping Mall di Jakarta” juga menyatakan bahwa dalam gaya hidup dipengaruhi beberapa faktor adalah aktivitas pemasaran, budaya, nilai, demografi, status sosial, emosi, kepribadian, motivasi, persepsi, dan pembelajaran. maka dalam penelitian ini apakah faktor-faktor itu yang mempengaruhi kalangan remaja puteri mengubah pola gaya hidup konsumtifnya. karena di dalam kajian dari dua peneliti juga memberikan penjelasan tentang kondisi umur remaja sekitar umur 12 tahun sampai 22 tahun menunjukkan memiliki minat-minat pribadi yang dimana salah satunya adalah minatnya pada penampilan dirinya, sehinggalegih banyak membelanjakan untuk keprluan yang menunjangpenampilam mereka khususnya remaja puteri, Umur yang dikategorikan dalam penelitiannnya Wagner (2009),” Gaya Hidup ‘’Shopping Mall’’ sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif Pada Remaja di Perkotaan; Kasus Konsumen Remaja di Tiga One Stop Shopping Mall di Jakarta” bahwa umur 19 tahun hingga 22 tahun adalah menduduki urutan terbanyak melakukan kegiatan konsumtif. Maka dari itu penelitian ini akan mengungkap apakah benar umur yang telah diutarakan benar sedang memiliki minat pola gaya hidup konsumtif paling tinggi. Hurlock (1997) mengatakan bahwa masa remaja memiliki ciri tertentu yang membedakan periode sebelumnya dan sesudahnya. ciri-ciri tersebut adalah masa remaja adalah masa yang penting, periode peralihan, periode perubahan, masa remaja adalah masa bermasalah, usia yang menimbulkan ketakutan, sebagai pencari identitas, tidak realistic, dan masa ambang dewasa. Bahwa dalam masa remaja inilah masa dimana mereka lebih memperhatikan penampilan misalnya pakaian, sepatu, komestik. Dengan adanya gaya hidup yang modern adanya swalayan-swalayan yang tumbuh menjamur di tengah kota akan mendorong adanya gaya hidup yang konsumtif. karena adanya dorongan harga diri masing-masing individu. Status individu juga merupakan salah satu alasan memgapa pola gaya hidup konsumtif yang semakin berubah? Apakah perubahan itu bersifat positif dan membawa pengaruh besar atau kecil? pertanyaan inilah yang akan dikupas dalam penelitian ini.
4) Landasan Teori
1) Teori Konsumsi (Karl Marx, Maxilian Weber, Thorstein Veblen, dan Simmel)
Kata “ konsumtif” menjelakan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan ecara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maximal (Tambunan, 2010). Konsumtif adalah suatu gaya hidup atau pola hidup yang dikendalikan oleh keinginan membeli barang-barang yang tidak atau kurang dibutuhkan, selalu tidak merasa puas, bergaya hidup boros dan berlebihan dalam membeli sesuatu untuk memenuhi hasrat kesenangan duniawi semata (Yuanita, 2003). Perilaku konsumtif dilakukan oleh siapapun. Di era modern saat ini masyarakat akan selalu menjadi korban-korban dari politik pasar. Perilaku konsumtif yang dilakukan adalah perilaku yang dilakukan untuk memperoleh kebahagiaan dan kesenangan, meskipun kebahagiaan yang diperoleh hanya bersifat semu.
Perilaku konsumtif terjadi karena, mayarakat mempunyai kecenderungan matearialistik, harsrat untuk yang besar untuk memiliki benda-benda tanpa memperhatikan kebutuhannya dan sebagian bear pembelian yang dilakukan didorong keinginan untuk memenuhi harat kesenangan semata (Prawono, 2005). Menurut (dalam Ariyani, 2006) menyatakan bahwa keinginan mayarakat dalam era kehidupan yang modern untuk mengkonsumsi sesuatu tampaknya telah kehilangan hubungan dengan kebutuhan yang sesungguhnya.
1) Pengertian Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif suatu perilaku yang dilakukan sudah berada diluar rasional karena lagi karena sudah ada keinginan yang mncapai taraf tidak raioanal lagi. Perilaku konsumtif ini bisa terjadi pada semua kalangan, karena adanya beberapa factor-faktor yang mempengaruhi. Keinginan dalam mencapai kepuasan ketika sudah tidak dapat dibendung lagi inilah dan yang dimaksud dengan diluar rasional. Selain itu perilaku konsumtif juga bisa dilakukan dengan ketika telah terpenuhinya apa yang dibutuhkan namun masih saja mengharapkan barang-barang yang sama atau bahkan barang yang lain.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia memberikan batasan tentang perilaku konsumtif sebagai kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi yang tanpa batas, dan manusia lebih mementingkan factor keinginan daripada kebutuhan (Mahdalela, 1995).
Dalam penelitian ini relevan ketika Teori Konsumtif diangkutkan bahwa Marx menyatakan komoditas yang terdiri dari alat-alat produki dan alat-alat konsumsi yang kemudian menghasilkan stratifikai dalam jeni konumsi yaitu subistan ini diperuntukkan bagi kelas pekerja proletar dan mewah ini diperuntukkan bagi kaum kapitalis (borjuis). Terciptanya pembagian dari Marx tersebut memberikan perbedaan antara kaum pekerja dengan orang yang berada pada kaum-kaum borjuis, Jika dalam dunia remaja hal ini juga tampak secara jelas, ketika seorang remaja puteri berstatus dari orang tua yang kaya maka akan mengkonumi barang-barang yang mewah dan berharga tinggi sedangkan remaja puteri yang berasal dari orang tua yang tidak mampu atau seadanya maka tingkat konsumsinya juga yang wajar-wajar saja. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa yang mempengaruhi kebutuhan yaitu kelas sosial (status ) individu dan Marx menyatakan bahwa gambaran gaya hidup tertentu dari kelompok status tertentu. Hal ini mempunyai persamaan dengan Simmel bahwa konsumsi itu pembentuk identitas. Dalam penelitian ini peneliti akan berbeda dengan apa yang diutarakan oleh Marx dan Simmel mereka fokus ber ada pada konsumsi yang menunjukkkan status kepemilikan yang bermakna. dalam penelitian ini akan lebih focus terhadap apa yang melatarbelakangi kalangan remaja puteri mengubah pola gaya hidup konsumsi mereka di swalayan yang sebelumnya belum ada, apakah mengenal status ketika pola konsumsi mereka berubah.
Thoertein Veblen telah menyatakan dalam konsumtif selera adalah senjata dalam berkompetisi, penghargaan diletakkan bukan karena keperkasaan atau kekuatan fisik tetapi dengan menkonsumsi sesuatu yang merupakan refleksi dari kepemilikan yang dibagi menjadi dua yaitu leiure class yang berarti kemewahan dan absentee owner yang berarti pemilik modal. Ini sejalan dengan pemikiran Weber yang menyatakan beberapa tindakan rasional (konsumsi) yang dibedakan menjadi empat, yaitu Rasional Instrumen, Rasioanal Nilai, Afektif, dan Tradisional. Veblen mengatakan bahwa selera adalah senjata dalam berkompetisi hal ini berhubungan dengan kategori rasional intrumen. ketika adanya instrument dalam mengkonsumsi ini akan sejalan dengan selera. Kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah adanya kalangan remaja puteri yang mengk onsumsi barang-barang yang berada di swalayan-swalayan baru yang berada di tengah-tengah kota, mereka udah terinstrumen dengan barang-barang itu dan sudah menjadi selara mereka.
2) Teori Remaja
Masa remaja merupakan periode peralihan antara masa kanak-kanak dan
dewasa. Pada masa ini remaja di antaranya mulai mencari identitas diri, sehingga seseorang yang sedang berada dalam masa remaja akan sangat mudah terpengaruh oleh berbagai hal di sekelilingnya, baik itu yang positif maupun yang negatif. Hal itu cenderung terjadi karena kondisi emosi remaja yang tidak stabil dan cenderung sensitif terhadap semua hal yang berkaitan dengan pribadinya dan permasalahanpermasalahan dirinya. Seiring dengan perubahan tersebut, pada usia remaja terbentuk pola konsumsi yang dapat berkembang menjadi pola konsumtif. Sedangkan dalam Santrock (2003) menjelaskan defenisi tentang remaja yang memerlukan pertimbangan tentang usia dan pengaruh faktor sosial-sejara sehingga rema (adolescence) dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Walaupun situasi budaya dan sejarah membatasi kemampuan kita untuk menentukan rentang usia remaja, akan tetapi dapat disimpulkan bahwa usia remaja dimulai dari 11-13 tahun dan berakhir usia 18-22 tahun. Perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian.
Tahap Remaja adalah sebagai berikut
Masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
a. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal
biasanya berada pada tingkat SMP, perubahan yang terjadi pada masa ini
sangat cepat, baik pertumbuhan fisik dan kapasitas intelektual. Pada masa ini
tugas perkembangannya lebih dipengaruhi oleh perubahan fisik dan mental
yang cepat, yaitu adaptasi dan penerimaan keadaan tubuh yang berubah.
b. Remaja pertengahan (middle adolescent) pada usia 15-18 tahun, biasanya
duduk di bangku SMU. Pada masa ini remaja secara fisik menjadi percaya
diri dan mendapatkan kebebasan secara psikologi dari orang tua, memperluas
pergaulan dengan teman sebaya dan mulai mengembangkan persahabatan dan
keterkaitan dengan lawan jenis.
c. Remaja akhir (late adolescent) pada usia 18-22 tahun. Umumnya terjadi 18
pada akhir SMU dan universitas sampai individu mencapai kematangan fisik,
emosi dan kesadaran akan keadaan sosialnya, memiliki identitas personal
dalam relasinya dengan orang lain, mengetahui peran sosial, sistem nilai, dan
tujuan dalam hidupnya.
Gaya hidup remaja Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) dan Mowen (1995) gaya hidup adalah suatu pola hidup yang menyangkut bagaimana orang menggunakan waktu dan uangnya. Gaya hidup juga dapat didefinisikan sebagai suatu frame of reference atau kerangka acuan yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku, dimana individu tersebut berusaha membuat seluruh aspek kehidupannya berhubungan dalam suatu pola tertentu, dan mengatur strategi begaimana ini ingin dipersepsikan oleh orang lain.Gaya hidup adalah istilah menyeluruh yang meliputi citra rasa seseorang di dalam fashion, mobil, hiburan, dan lain-lain. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Remaja zaman sekarang berbeda dengan remaja zaman dahulu, terutama dalam gaya hidupnya. Gaya hidup remaja zaman sekarang ikut berkembang sesuai dengan kemajuan zaman dan didukung oleh fasilitas-fasilitas yang ada. Remaja zaman sekarang lebih membutuhkan uang untuk membeli sejumlah pakaian baru dan barang baru yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
8)
0 komentar:
Posting Komentar